Museum Kailasa

Attractionon 11 January 2022

Berkunjung ke dataran tinggi Dieng rasanya kurang lengkap jika tidak mengunjungi tempat yang satu ini. Menjadi satu-satunya museum di dataran tinggi Dieng, Museum Kailasa menyuguhkan berbagai informasi terkait sejarah, kebudayaan serta pengetahuan mengenai seluk beluk Dieng.

Lokasi & Akses

Terletak di tepi jalan lingkar Dieng, tepatnya di seberang parkiran Candi Gatotkaca, membuat kamu mudah mengakses museum ini. Secara wilayah museum ini masuk kawasan Desa Wisata Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Untuk mengakses museum ini kamu dapat menggunakan kendaraan pribadi menuju parkiran Candi Gatotkaca, atau jika kamu menggunakan kendaraan umum baik dari arah Batur Banjarnegara maupun dari arah Wonosobo, kamu dapat berhenti di Terminal Aswatama Dieng. Dari terminal kamu dapat menggunakan jasa ojek sepeda motor dengan biaya Rp.10.000,- untuk sampai ke depan museum. Selain itu kamu juga dapat berjalan kaki sejauh 500 meter dari Terminal Aswatama untuk sampai ke Museum Kailasa. 

Tenang berkunjung ke Museum Kailasa tidak akan membuat kantongmu tipis, untuk dapat masuk ke Museum ini kita hanya perlu membayar Rp.5000,-. Museum ini bupa mulai pukul 08.00 s.d 16.000 (Harga tiket dan jam kunjungan bisa berubah sewaktu-waktu)

Sejarah

Museum kailasa awalnya merupakan bangunan penyimpanan benda-benda purbakala seperti arca dan batuan lepas candi yang telah ada sejak tahun 1984 oleh BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Tengah. Dahulu di era kolonialisme Belanda arca-arca yang ditemukan di kawasan Dataran Tinggoi Dieng dikumpulkan dan di simpan di samping Pesanggrahan Dieng. arca -arca inilah yang kemudian dipindahkan ke bangunan penyimpanan milik BPCB Jawa Tengah. Pada tahun 2008 kawasan museum dikembangkan dengan dibangun gedung baru yang lebih bagus dan dilengkapi beberapa fasilitas penunjang.

Fasilitas

Mengunjungi museum ini kita akan dibawa menyurusi lorong waktu, ada 2 bangunan utama di museum ini. Pada gedung 1 (satu) kamu akan diajak melihat koleksi arca dari percandian yang ada di Dieng, beberapa diantaranya yang dipajang disini adalah Arca Siwa Mahadewa, Arca Durgamahisyasuramahardhini, Arca Rsi Agastya, Lingga Yoni, Arca Nandi dan Arca kala, serta beberapa arca lainya.

Pada gedung 2 (dua) kamu juga masih dapat menjumpai beragam arca serta peninggalan arkeologis dari Dieng. Beberapa arca yang bisa dibilang masterpiece dari Dieng juga disimpan di gedung ini, anatara lain, Arca Siwa Trisirah atau arca Dewa Siwa berkepala tiga, Arca Hara Hiri yang merupakan perwujutan Siwa dan Wisnu dalam satu wujud, Arca Siwa Nandi Wahana Murti, dan sebagainya. Pada gedung ini kita juga diajak untuk mengenal proses pembentukan kawasan vulkanik Gunung Api Dieng. Ditampilkan pula beragam batuan pegunungan Dieng seperti batuan Andesit serta Sulfur atau Belerang.

Papan Museum Kailasa Dieng
Papan Museum Kailasa Dieng

Pada dinding-dinding yang terletak di gedung 2 (dua), kita juga disuguhi panel-panel berisi informasi seputar Dieng, mulai dari flora fauna, tradisi masyarakat Dieng, seni budaya, serta sistem kepercayaan lokal.

Terdapat juga penjelasan tentang pembangunan candi serta perbandingan arsitektur percandian India yang sangat mirip dengan candi-candi di Dieng. 

Museum ini juga melengkapi setiap koleksi dengan keterangan yang cukup informatif,  ditambah pencahayaan yang baik memudahkanmu membaca setiap informasi disini. Selain itu di dalam museum terdapat ruang bioskop mini yang dapat kita gunakan untuk menonton film dokumenter kaitanya dengan sejarah Dieng.

Masih didalam kawasan museum, terdapat juga toilet, mushola, kantor BPCB Jawa Tengah unit Dieng, serta spot foto dengan pemandangan kawasan Dieng dari atas. Spot foto satu ini berada diatas museum berdampingan dengan taman bunga hortensia, hal ini akan menambah kesan indah saat mengunjungi Museum Kailasa Dieng.

IR. Soekarno pernah berkata Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya. dan berjalan tanpa melihat sejarah bagaikan berjalan dengan mata tertutup.

Ayo Kenali, Kunjungi dan Lestarikan Cagar Budaya Indonesia

Ayo Ke Museum, Museum di Hatiku.