Rangkaian Lengkap Ruwatan Rambut Gembel Dieng

Articleon 8 August 2022

Asal-Usul Ruwatan

Ruwatan rambut gembel, gaungnya sepertinya sudah tidak asing lagi bagi banyak orang. Apalagi para wisatawan yang pernah berkunjung ke Dieng. Tradisi ruwatan rambut gembel memang telah menjadi magnet tersendiri bagi para pelancong untuk bertandang ke negeri atas awan, Dieng.

Tradisi ruwatan sendiri telah ada sejak jaman kerajaan Hindu Budha di Indonesia. Pada akhir masa Kerajaan Majapahit terdapat karya sastra yang menceritakan tentang tradisi ruwatan ini. Pertama ada rontal Calon Arang, rontal ini menceritakan tentang negeri daha yang diserang wabah, disebabkan oleh kemarahan tokoh Calon Arang. Raja Airlangga kemudian meminta bantuan kepada Mpu Barada untuk memusnahkan wabah. Diceritakan akhirnya Mpu Barada berhasil meruwat seluruh negeri, Calon Arang dan Raja Airlangga agar terhindar dari keburukan.

Dalam serat ruwat tahun 1293M, terdapat kisah Sudamala, yang didalamnya menceritakan tentang Betari Durga Ranini yang meminta diruwat oleh Raden Sadewa. Selain itu dalam Serat Murwakala terdapat 147 hal yang perlu di ruwat, sedangkan dalam serat Pustaka Raja terdapat 171 macam hal yang perlu di ruwat.

Masyarakat Dieng sendiri telah menjalankan tradisi ruwatan ini sejak dahulu.para sesepuh desa masih ingat betul. sejak masa kecil mereka di tahun 40an, ruwatan baik ruat pribadi maupun ruwat bumi telah dilaksanakan di Dieng.

Pemotongan rambut gembel adalah salah satu jenis ruwatan yang dilaksanakan sebagai upaya membebaskan sang anak gembel dari hal-hal yang dianggap berdampak kurang baik bagi sang anak.

Permintaan si Anak

Setelah sang anak berusia 6 (enam) atau 7 (tujuh) tahun, biasanya sang anak akan meminta di potong rambut gembelnya. Jika sang anak sudah meminta dipotong, biasanya juga diikuti  dengan permintaan sang anak, permintaan ini bisa berupa barang ataupun hal lain yang kadang diluar nalar. Permintaan sang bocah bisa berupa barang yang remeh temeh seperti tahu, tempe, mainan, bisa pula sebuah barang yang lumayan mahal. Seperti, sepasang sapi, kuda dan gajah. Ada pula permintaan bocah yang menggelitik, seperti kentut ibunya.

Permintaan sang bocah wajib hukumnya dipenuhi. Sebab tanpa barang atau syarat dari sang anak, ritual ruwatan akan sia-sia gagal atau tidak dapat dilaksanakan. Setelah orang tua sang bocah mampu memenuhi keinginan si anak, kedua orang tua akan mengunjungi rumah Pemangku Adat. Setelah itu pemangku adat akan memberi petuah dan tanggal pelaksanaan ruwatan, apa yang perlu disiapkan serta dimana tempat ruwatanya.

Napak Tilas

Setelah tanggal ditentukan, para pemangku adat selanjtnya melakukan napak tilas. Ada beberapa titik petilasan yang harus dikunjungi. Jika dilaksanakan ruwatan masal seperti yang ada pada gelaran Dieng Culture Festival, para pemangku adat perlu mendatangi 38 titik petilasan. Beberapa tempat diantaranya, Candi Semar, Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Dwarawati, Batu Tulis, Gua Semar, Kawah Sikidang, Kawah Candradimuka, dll. 

Prosesi napak tilas dilakukan sebagai bentuk memohon izin serta restu kepada Tuhan juga para leluhur. Para pemangku adat mengaturkan doa, agar diberi kelancaran dan keselamatan dalam menjalankan kegiatan ruwatan nantinya.

Rangkaian Lengkap Ruwatan Rambut Gembel Dieng

Pengambilan Air

Prosesi napak tilas, memegang andil yang penting, selain sebagai sarana memanjatkan doa agar diberi kelancaran. Prosesi napak tilas juga digunakan oleh para sesepuh desa untuk menggambil air. Ada beberapa titik yang airnya diambil, antaranya : Tuk Bima Lukar, Tuk Adem Semar, Sendang Buwana, Sendang Maerokaca, Sendang Sendayu, dan Sumur Jalatunda. Air yang telah diambil kemudian dimasukan kedalam bokor disiapkan untuk prosesi jamasan.

Memasak sesaji

Seusai prosesi napak tilas serta pengambilan air, memasak dan menyiapkan segala sesaji menjadi rangkaian selanjutnya. Sesaji dimasak di rumah pemangku adat sehari sebelum pemotongan dimulai. Macam sesaji yang disiapkan antara lain.

  1. Tumpeng Rasulan, tumpeng kalung, tumpeng lumping, tumpeng robyong, tumpeng ingkung, tumpeng kuning, tumpeng merah, tumpeng hijau, tumpeng hitam.
  2. Bubur merah putih, bubur putih merah, bubur merah, bubur putih, bubur goro-goro, bubur cantrang.
  3. Sayur tahu, sayur bihun, sayur daun labu, tahu bacem, tempe bacem, macam lalapan, sayur mayur, buah-buahan( pisang raja, pisang mas, jeruk, salak, apel, sirsak, rambutan, manggis, sawo, klengkeng, dll).
  4. Rebusan pala pendem( ubi, singkong, talas, busil, ganyong, kentang,kacang tanah)
  5. Kelapa muda, kelapa wulung.
  6. Ingkung ayam.
  7. Macam minuman ( teh tawar, teh manis, teh cabai rawit, teh melati, teh kantil, teh daun salam, kopi pait, kopi manis, wedang jembawuk, wedang karang kambang, wedang cengkeh, wedang mawar, dll).
  8. Pularata ( campuran beras kuning, koin, dan potongan bengle)
  9. Permintaan si anak (contoh: tempe, kepala ayam, kambing, gajah, ular, sapi, kuda, kentut ibunya, dan aneka rupa.
Rangkaian Lengkap Ruwatan Rambut Gembel Dieng

Jamasan

Jika Semua sesaji aneka rupa telah di tata, anak rambut gembel telah di dandani. Anak rambut gembel didampingi para sesepuh desa dan keluarga telah dibawa kirab berkeliling Desa hingga Memasuki komplek Darmasala. Ini tandanya prosesi selanjutnya siapa dimulai.

Nama prosesi ini adalah Jamasan. Anak anak rambut gembel akan duduk di plataran pendopo darmasala. Setelah dibacakan do’a, para pemangku adat memulai mengambil air yang telah diambil dari berbagai sumber sebelumnya.air dibubuhkan menggunakan sebuah sapu yang terbuat dari, daun cemeti, daun dadap dan daun salam. Sapu dedaunan tersebut diikat menggunakan benang lawe, berwarna merah, hitam dan putih. Bunga mawar, kenanga dan kantil serta melati ditambahkan didalam air. Tradisi jamasan ini dimaksudkan untuk mensucikan rambut gembel sebelum nantinya di potong.  

Pemotongan Rambut Gembel

Prosesi ini adalah yang utama dalam keseluruhan rangkaian ruwatan. Anak rambut gembel akan dibawa menuju komplek candi Arjuna kemudian para pemangku adat akan merapal doa. Pemangku adat akan memulai memotong ram but gembel menggunakan gunting. Selama prosesi berlangsung, si anak akan dipayungngi serta ditaburkan pularata (campuran beras kuning, koin dan bengle), sebagai pralambang turunya keberkahan. Rambut gembel yang telah di potong kemudian di m,asukan kedalam wadah beralaskan kain putih, dan sesaji.

Saweran

Setelah semua anak rambut gembel di potong atau diruwat, para hadirin bergantian memberikan uang seiklasnya kepada sang anak. Tradisi ini sebagai pralambang syukur dan berbagi kebahagiaan kepada anak rambut gembel.

Wilujengan

Seperti namanya, wilujengan atau disebut juga slametan. Prosesi ini diadakan untuk mengharap keslamatan bersama dan keberkahan (ngalap berkah). Seluruh hidangan dan sesaji yang ada akan didoakan dan dimakan bersama-sama seluruh hadirin.

Larungan

Menjadi prosesi pamungkas, semua rambut yang telah di potong, kemudian di siapkan bersama sesaji aneka rupa. Para pemangku adat lalu membawanya menuju Telaga Balaikambang atau beberapa mata air lainya seperti, sungai serayu dan tuk sewu. Potongan rambut gembel dan sesaji yang telah disiapkan lalu dilarung atau dihanyutkan.

Dengan selesainya prosesi larungan, maka prosesi ruwatan rambut gembel telah usai.

Untuk kamu yang ingin menyaksikan prosesi pemotongan rambut gembel, jangan lewatkan gelaran Dieng Culture Festival setiap tahunya ya. Ruwatan rambut gembel menjadi puncak acara gelaran akbar ini. Sampai jumpa di Dieng!

Article by Dhimas