Daftar Candi dan Situs Purbakala di Dieng

Articleon 19 June 2022

Dieng, telah dikenal sebagai  kawasan yang tidak hanya kaya akan keindahan dan potensi alamnya saja. Namun, dieng juga dikenal akan kekayaan sejarah serta peninggalan arkeologinya. Salah satu yang telah banyak dikenal dan menjadi primadona para wisatawan adalah Komplek Candi Arjuna. Komplek candi ini merupakan yang paling terkenal karena letaknya yang strategis serta paling banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Namun, selain Candi Arjuna masih banyak situs serta komplek percandian di Dataran Tinggi Dieng yang wajib kamu ketahui. Ini daftar situs serta percandian yang ada di Dieng untuk kamu :

1. Komplek Candi Arjuna

Terletak di jantungnya Dieng, komplek ini menyuguhkan 5 Candi yang masih berdiri hingga saat ini (Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Puntadewa, Candi Srikandi, Candi Sembadra). Candi-candi di kawasan ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8 oleh kerajaan Mataram Kuno dari wangsa Sanjaya.

2. Candi Setyaki

Candi yang satu ini terletak 200 meter sebelah barat laut dari Candi Arjuna. Candi ini memiliki ragam hias yang indah dan lebih rumit dibanding percandian lainya di Dieng. Corak arsitekturnya mengindikasikan bahwa bangunan Candi Setyaki dibangun pada masa yang lebih muda dibanding candi lainnya. 

Keunikan pada candi ini juga terletak pada dindingnya yang dihiasi oleh relief dewa-dewi yang salah satunya adalah relief dari Kartikeya anak Dewa Siwa, hal ini jarang dijumpai di percandian lainya di Jawa.

3. Candi Gatotkaca

Untuk mengunjungi candi yang satu ini sangatlah mudah, candi ini terletak di tepi jalan lingkar Dieng sisi Barat, tepat di depan Museum Kailasa. Candi ini menghadap ke barat, dilengkapi 3 relung yang dihiasi ukiran kala makara nan cantik di ketiga sisi tubuhnya. Dari lokasi Candi Gatotkaca kita juga dapat melihat Telaga Balaikambang dari atas, beserta hamparan ladang masyarakat Dieng.

4. Candi Dwarawati

Berada diatas bukit dan dikelilingi ladang penduduk menjadikan Candi ini memiliki aura magis yang kuat, apalagi posisinya yang sedikit jauh dari pemukiman warga menambah suasana syahdu disini. Candi ini memiliki arsitektur yang mirip dengan Candi Gatotkaca, namanya diambil dari cerita pewayangan yang merupakan nama ibukota kerajaan Dwaraka. Tempat ini sangat cocok untuk menyepi karena jarang dikunjungi oleh wisatawan loh.

5. Candi Bima

Berdiri kokoh di samping jalan menuju Kawah Sikidang, candi ini memiliki arsitektur yang unik. Candi ini memiliki arsitektur yang merupakan perpaduan dari India selatan dan India Utara. Atapnya yang berundak-undak disebut atap sikara. Arsitekturnya  mengindikasikan  Candi Bima dibangun pada awal orang-orang Hindu dari India masuk ke Dataran Tinggi Dieng. Terdapat mitos bahwa barang siapa yang dapat memutari Candi Bima sebanyak 7 kali searah jarum jam, maka dia akan dientengkan jodohnya. Ada yang tertarik untuk berkunjung?…

6. Candi Kunti

Candi ini terletak di kawasan Rumah Budaya Dieng, candi ini ditemukan pada tahun 2019 saat petugas proyek bangunan melaporkan adanya susunan batu pada galian lubang calon septik tank. Informasi ini kemudian ditindaklanjuti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah dan telah dilakukan beberapa upaya eskavasi. Dari kajian terakhir situs ini menunjukan bentuk sebuah gapura.

7. Situs Dharmasala

Situs satu ini tersebar di beberapa titik, mulai dari lereng perbukitan, ladang penduduk, hingga di sekitar bangunan Candi. Situs Dharmasala merupakan kumpulan pondasi bangunan beserta umpak-umpak batu yang mengindikasikan adanya bangunan kayu diatasnya. Dalam skema pemulihan kawasan Dharmasala dapat diketahui dulunya kawasan Darmasalah didominasi bangunan panggung menyerupai pendopo. Situs ini dulunya digunakan sebagai tempat bersinggah sementara para peziarah yang datang ke Dieng dan sebagai tempat menimba ilmu bagi para brahmana serta kesatria muda.

8. Situs Ondo Budho

Berasal dari bahasa kawi “Ondo” yang berarti tangga, dan “Budho” yang berati kuno. Dalam catatan F.W Junghuhn tahun 1845, kata Budho juga disematkan pada setiap situs atau peninggalan yang berasal dari masa pra islam (Sebelum kerajaan Demak). Jadi situ ini merupakan tangga kuno yang telah ada sejak era kerajaan Matram kuno dan digunakan oleh para peziarah yang datang ke Dieng dahulu. Dalam beberapa catatan Belanda situs ini terdapat di beberapa lokasi. Saat ini kita dapat menjumpai situs Ondo Budho ini di Desa Sembungan, Desa Sikunang, serta kaki Gunung Sipandu.

9. Situs Watu Kelir

Situs ini terletak di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kab. Wonososobo. Sesuai namanya “Watu Kelir” yang berarti batu yang tergelar seperti kelir (layar kain pada pertunjukan wayang kulit). Situs ini merupakan Talud yang dibuat dari susunan batu andesit. Talud ini berfungsi sebagai dindding penahan bukit sekaligus menjadi batas antara kawasan Dieng dengan sisi luar. Dahulu tembok ini memanjang memagari Kawasan Dieng, setiap peziarah yang akan berkunjung ke Dieng akan melewati tembok ini terlebih dahulu.

10. Situs Tuk Bima Lukar

Tuk Bima lukar merupakan sebuah mata air yang diperkirakan telaha ada sejak jaman Kerajaan Mataram Kuno. Tuk ini mengalirkan air yang sangat jernih dan tidak ada henti-hentinya meskipun dimusim kemarau. Situs ini juga disakralkan bagi sebagaian masyarakat di Dieng. Mata air ini juga dipercaya sebagai salah satu hulu dari Sungai Serayu. Sebagian masyarakat juga percaya air di Tuk Bima Lukar dapat membawa kebaikan hingga menyembuhkan berbagai penyakit.

11. Situs Tuk Kali Bana

Tuk Kali Bana terletak di tengah ladang penduduk, dibawah kaki Gunung Pangonan. Mata iar ini dahulu merupakan yang paling “werit” (Sakral) bagi masyarakat Dieng. Mata airnya mengalir menuju parit kecil dan melewati ladang-ladang penduduk.

12. Situs Gangsiran Aswatama

Situs kali ini berupa gorong-gorong kuno yang diperkirakan dibangun pada abad ke-7. Gorong-gorong ini difungsikan untuk mengalirkan air dari kawasan Candi melalui parit yang kemudian dialirkan ke sebuah sungai buatan kearah Batur (Sebelah Barat Laut). Pada situs ini terdapat 7 lubang kontrol yang dibuat sepanjang gorong-gorong.

13. Situs lainya dan Candi-Candi yang tersisa reruntuhan di Dieng.

Situs Reco Gede, Candi Abiyasa, Candi Pandu, Candi Krisna, Candi Prahu, Candi Parikesit, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Nala Gareng, Candi Petruk, Candi Ontorejo.

Article by Dhimas